Jumat, 18 Mei 2012

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEMOROID


A.   KONSEP DASAR PENYAKIT
1. PENGERTIAN
Hemoroid adalah pelebaran vena didalam pleksus hemoroidalis yang tidak merupakan keadaan patologik. Hanya apabila menyebabkan keluhan atau penyulit diperlukan tindakan. Hemaroid sangat umum terjadi. Pada usia 50 tahun 50% individu mengalami berbagai tipe hemorroid berdasarkan luasnya vena yang terkena.
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi kanal anal. Hemoroid dibagi menjadi 2,   yaitu hemoroid interna dan eksterna. Hemoroid interna merupakan varises vena hemoroidalis suparior dan media dan hemoroid eksterna merupakan varises vena hemoroidalis inferior. Sesuai dengan  istilah yang digunakan, maka hemoroid eksterna timbul disebelah luar otot sfingter ani, dan hemoroid interna timbul di sebelah dalam sfingter. (Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah).

2. Klasifikasi

Hemaroid dibedakan menjadi dua yaitu :
a.       Hemaroid Intern adalah Vena yang berdilatasi pada pleksus vena hemoroidalis superior dan media atau hemoroid yang terjadi atas sfingter anal. Hemaroid intern ini dibagi menjadi 4 tingkat yaitu :
1)      Derajat i :perdarahan merah segar tanpa nyeri saat defekasi, tidak terdapat prolaps, pada pemeriksaan anoskopi terlihat hemoroid yg membesar menonjol ke dalam lumen
2)      Derajat ii : menonjol melalui kanalis analis pada saat mengejan ringan, tetapi dapat masuk kembali secara spontan
3)      Derajat iii : hemoroid menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali sesudah defekasi
4)      Derajat iv : hemoroid menonjol keluar dan tidak dapat didorong masuk
b.    Hemaroid ektern yang merupakan pelebaran dan penonjolan pleksus hemaroid inferior terdapat disebelah distal garis mukokutandidalam jaringan dibawah epitel anus atau hemaroid yang muncul di luar sfingter anus.


3. Etiologi

Kondisi hemoroid biasanya tidak berhubungan dengan kondisi medis atau penyakit, namun ada beberapa predisposisi penting yang dapat meningkatkan resiko hemoroid seperti berikut ini :
a.       Peradangan pada usus, seperti pada kondisi colitis ulsertif atau penyakit Crohn.
b.      Kehamilan, berhubungan dengan banyak masalahh anorektal.
c.       Konsumsi makanan rendah serat.
d.      Obesitas
e.       Hipertensi portal.

4. Patofisiologi

Hemoroid dapat terjadi pada individu yang sehat. Hemoroid umumnya menyebabkan gejala ketika mengalami pembesaran, peradangan, atau prolaps.
Sebagian besar penulis setuju bahwa diet rendah serat menyebabkan bentuk feses menjadi kecil, yang biasa mengakibatkan kondisi mengejan selama BAB. Peningkatan tekanan ini menyebabkan pembengkakan dari hemoroid, kemungkinan gangguan oleh venus return.
Kehamilan atau obesitas memberikan tegngan abnormal dari otot sfingter internal juga dapat menyebkan masalah hemoroid, mungkin melalui mekanisme yang sama. Penurunan venus return dianggap sebagai mekanisme aksi. Kondisi terlalu lama duduk di toilet (atau saat membaca) diyakini menyebabkan penurunan relative venus return di derah perianal (yang disebut dengan efek torniquet), mengakibatkan kongesti vena dan terjadilah hemoroid.
Kondisi penuaan menyebabkan melemahnya struktur pendukung, yang memfasilitasi prolaps. Melemahnya struktur pendukung sudah dapat terjadi pada awal decade ketiga (Thornton. 2009).
Mengejan dan konstipasi telah lama dianggap sebagai penyebab dalam pembentukan hemoroid. Kondisi ini mungkin benar mungkin juga tidak (Johanson, 1994). Pasien yang melaporkan hemoroid memiliki tonus kanal istirahat lebih tinggi daripada biasanya. Tonus istirahat setelah hemorrhoidektomi lebih rendah daripada sebelum prosedur. Perubahan dalam tonus istirhat adalah mekanisme aksi dilatasi (Gibbons, 1988).
Hipertensi portal telah sering disebutkan dalam hubungannya dengan hemoroid. Perdarahan masif dari hemoroid pada pasien dengan hipertensi portal biasanya bersifat masif (Hosking, 1989). Varises anorektal merupakan kondisi umum pada pasien dengan hipertensi portal. Varises terjadi di midrektum, di antara sistem portal dan vena inferior rectal. Varises terjadi lebih sering pada pasien yang nonsirosis, dan mereka jarang mengalami perdarahan (Chawla, 1991).
Hemorrhoid interna:
Sumbatan aliran darah system porta menyebabkan timbulnya hipertensi portal dan terbentuk kolateral pada vena hemorroidalis superior dan medius. Selain itu Sistem vena portal tidak mempunyai katup sehingga mudah terjadi aliran balik.



Hemorrid eksterna:
Robeknya vena hemorroidalis inferior membentuk hematoma di kulit yang berwarna kebiruan, kenyal-keras,dan nyeri. Bentuk ini sering nyeri dan gatal karena ujung-ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.





































5. Manifestasi Klinis
Hemoroid menyebabkan tanda dan gejala:
a.       Rasa gatal dan nyeri.
b.      Perdarahan berwarna merah terang pada saat BAB.
c.       Pada hemoroid eksternal, sering timbul nyeri hebat akibat inflamasi dan edema yang disebabkan oleh trombosis (pembekuan darah dalam hemoroid) sehingga dapat menimbulkan iskemia dan nekrosis pada area tersebut.

7. Pemeriksaan Penunjang

Anamnesis harus dikaitkan dengan faktor obstipasi, defekasi yang keras, yamg membutuhkan tekanan intra abdominal meninggi ( mengejan ), pasien sering duduk berjam-jam di WC, dan dapat disertai rasa nyeri bila terjadi peradangan. Pemeriksaan umum tidak boleh diabaikan karena keadaan ini dapat disebabkan oleh penyakit lain seperti sindrom hipertensi portal. Hemoroid eksterna dapat dilihat dengan inspeksi apalagi bila terjadi trombosis. Bila hemoroid interna mengalami prolaps, maka tonjolan yang ditutupi epitel penghasil musin akan dapat dilihat apabila penderita diminta mengejan.

a. Pemeriksaan Colok Dubur

Pada pemeriksaan colok dubur, hemoroid interna stadium awal tidak dapat diraba sebab tekanan vena di dalamnya tidak terlalu tinggi dan biasanya tidak nyeri. Hemoroid dapat diraba apabila sangat besar. Apabila hemoroid sering prolaps, selaput lendir akan menebal. Trombosis dan fibrosis pada perabaan terasa padat dengan dasar yang lebar. Pemeriksaan colok dubur ini untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma rektum.
b. Pemeriksaan Anoskopi
Dengan cara ini dapat dilihat hemoroid internus yang tidak menonjol keluar. Anoskop dimasukkan untuk mengamati keempat kuadran. Penderita dalam posisi litotomi. Anoskop dan penyumbatnya dimasukkan dalam anus sedalam mungkin, penyumbat diangkat dan penderita disuruh bernafas panjang. Hemoroid interna terlihat sebagai struktur vaskuler yang menonjol ke dalam lumen. Apabila penderita diminta mengejan sedikit maka ukuran hemoroid akan membesar dan penonjolan atau prolaps akan lebih nyata. Banyaknya benjolan, derajatnya, letak ,besarnya dan keadaan lain dalam anus seperti polip, fissura ani dan tumor ganas harus diperhatikan.
c. Pemeriksaan proktosigmoidoskopi
Proktosigmoidoskopi perlu dikerjakan untuk memastikan keluhan bukan disebabkan oleh proses radang atau proses keganasan di tingkat tinggi, karena hemoroid merupakan keadaan fisiologik saja atau tanda yang menyertai. Faeces harus diperiksa terhadap adanya darah samar.
7. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan hemoroid terdiri dari penatalaksanaan medis dan penatalaksanaan bedah.
a. Penatalaksanaan Medis
Ditujukan untuk hemoroid interna derajat I sampai III atau semua derajat hemoroid yang ada kontraindikasi operasi atau klien yang menolak operasi.
1) Non-farmakologis
Bertujuan untuk mencegah perburukan penyakit dengan cara memperbaiki defekasi. Pelaksanaan berupa perbaikan pola hidup, perbaikan pola makan dan minum, perbaikan pola/cara defekasi. Perbaikan defekasi disebut Bowel Management Program (BMP) yang terdiri atas diet, cairan, serat tambahan, pelicin feses, dan perubahan perilaku defekasi (defekasi dalam posisi jongkok/squatting). Selain itu, lakukan tindakan kebersihan lokal dengan cara merendam anus dalam air selama 10-15 menit, 2-4 kali sehari. Dengan perendaman ini, eksudat/sisa tinja yang lengket dapat dibersihkan. Eksudat/sisa tinja yang lengket dapat menimbulkan iritasi dan rasa gatal bila dibiarkan.
2) Farmakologi
Bertujuan memperbaiki defekasi dan meredakan atau menghilangkan keluhan dan gejala. Obat-obat farmakologis hemoroid dapat dibagi atas empat macam, yaitu:
a)      Obat yang memperbaiki defekasi
Terdapat dua macam obat yaitu suplement serat (fiber suplement) dan pelicin tinja (stool softener). Suplemen serat komersial yang yang banyak dipakai antara lain psylium atau isphaluga Husk (ex.: Vegeta, Mulax, Metamucil, Mucofalk) yang berasal dari kulit biji plantago ovate yang dikeringkan dan digiling menjadi bubuk. Obat ini bekerja dengan cara membesarkan volume tinja dan meningkatkan peristaltik usus. Efek samping antara lain ketut dan kembung. Obat kedua adalah laxant atau pencahar (ex.: laxadine, dulcolax, dll).
b)      Obat simptomatik
Bertujuan untuk menghilangkan atau mengurangi keluhan rasa gatal, nyeri, atau kerusakan kulit di daerah anus. Jenis sediaan misalnya Anusol, Boraginol N/S dan Faktu. Sediaan yang mengandung kortikosteroid digunakan untuk mengurangi radang daerah hemoroid atau anus. Contoh obat misalnya Ultraproct, Anusol HC, Scheriproct.
c)      Obat penghenti perdarahan
Perdarahan menandakan adanya luka pada dinding anus atau pecahnya vena hemoroid yang dindingnya tipis. Psyllium, citrus bioflavanoida yang berasal dari jeruk lemon dan paprika berfungsi memperbaiki permeabilitas dinding pembuluh darah.
d)     Obat penyembuh dan pencegah serangan
Menggunakan Ardium 500 mg dan plasebo 3×2 tablet selama 4 hari, lalu 2×2 tablet selama 3 hari. Pengobatan ini dapat memberikan perbaikan terhadap gejala inflamasi, kongesti, edema, dan prolaps.
3) Minimal Invasif
Bertujuan untuk menghentikan atau memperlambat perburukan penyakit dengan tindakan-tindakan pengobatan yang tidak terlalu invasif antara lain skleroterapi hemoroid atau ligasi hemoroid atau terapi laser. Dilakukan jika pengobatan farmakologis dan non-farmakologis tidak berhasil.
b. Penatalaksanaan Tindakan Operatif
Ditujukan untuk hemoroid interna derajat IV dan eksterna atau semua derajat hemoroid yang tidak berespon terhadap pengobatan medis.
1)      Prosedur ligasi pita karet
Hemorrhoid dilihat melalui anosop, dan bagian proksimal diatas garis mukokutan dipegang dengan alat.  Pita karet kecil kemudian diselipkan diatas hemorrhoid.  Bagian distal jaringan pada pita karet menjadi nekrotik setelah beberapa hari danm dilepas.  Terjadi fibrosis yang mengakibatkan mukosa anal bawah turun dan melekat pada otot dasar. Meskipun tindakan ini memuaskan beberapa pasien, namun pasien lain merasakan tindakan ini menyebabkan nyeri dan mengakibatkan hemorroid sekunder dan infeksi perianal.

2)      Hemoroidektomi kriosirurgi
Adalah metode untuk menghambat hemorroid dengan cara membekukan jaringan hemorroid selama waktu tertentu sampai timbul nekrosis. Meskipun hal ini kurang menimbulkan nyeri, prosedur ini tidak digunakan dengan luas karena menyebabkan keluarnya rabas yang berbau angat menyengat dan luka yang ditimbulkan lama sembuh.
3)      Laser Nd: YAG
Digunakan dalam mengeksisi hemorroid eksternal.  Tindakan ini cepat dan kurang menimbulkan nyeri.  Hemoragi dan abses jarang menjadi komplikasi pada periode paska operatif.
4)      Hemoroidektomi
Hemoroidektomi dapat dilakukan untuk mengangkat semua jaringan sisa yang terlibat dalam proses ini.  Selama pembedahan, sfingter rektal biasanya didilatasi secara digital dan hemorroid diangkat dengan klem dan kauter atau dengan ligasi dan kemudian dieksisi.  Setelah prosedur operasi selesai, selang kecil dimasukkan melalui sfingter untuk memungkinkan keluarnya flatus dan darah; penempatan Gelfoan atau kasa Oxigel dapat diberikan diatas luka kanal
c. Penatalaksanaan Tindakan non-operatif
a.       Fotokoagulasi inframerah, diatermi bipolar, terapi laser adalah tekhnik terbaru yang digunakan untuk melekatkan mukosa ke otot yang mendasarinya
b.      Injeksi larutan sklerosan juga efektif untuk hemoroid berukuran kecil dan berdarah. Membantu mencegah prolaps.
Nursing Assesment:
a.       Personal Hygiene yang baik terutama didaerah anal
b.      Menghindari mengejan selama defekasi
c.       Diet tinggi serat
d.      Bedrest/tirah baring untuk mengurangi pembesaran hemoroid

8.  Diagnosis Banding

Perdarahan rektum merupakan manifestasi utama hemoroid interna yang juga terjadi pada :
a. Karsinoma kolorektum
b. Penyakit divertikel
c. Polip
d. Kolitis ulserosa
Pemeriksaan sigmoidoskopi harus dilakukan. Foto barium kolon dan kolonoskopi perlu dipilih secara selektif, bergantung pada keluhan dan gejala penderita. Prolaps rektum juga harus dibedakan dari prolaps mukosa akibat hemoroid interna.

9. Komplikasi

a.       Terjadi trombosis
Karena hemoroid keluar sehinga lama - lama darah akan membeku dan terjadi trombosis.
b.      Peradangan
Kalau terjadi lecet karena tekanan vena hemoroid dapat terjadi infeksi dan meradang karena disana banyak kotoran yang ada kuman - kumannya.
c.       Terjadinya perdarahan
Pada derajat satu darah keluar menetes dan memancar. Perdarahan akut pada umumnya jarang, hanya terjadi apabila yang pecah adalah pembuluh darah besar. Hemoroid dapat membentuk pintasan portal sistemik pada hipertensi portal, dan apabila hemoroid semacam ini mengalami perdarahan maka darah dapat sangat banyak. Yang lebih sering terjadi yaitu perdarahan kronis dan apabila berulang dapat menyebabkan anemia karena jumlah eritrosit yang diproduksi tidak bisa mengimbangi jumlah yang keluar. Anemia terjadi secara kronis, sehingga sering tidak menimbulkan keluhan pada penderita walaupun Hb sangat rendah karena adanya mekanisme adaptasi. Apabila hemoroid keluar, dan tidak dapat masuk lagi(inkarserata/ terjepit) akan mudah terjadi infeksi yang dapat menyebabkan sepsis dan bisa mengakibatkan kematian.
10. Prognosis

Dengan terapi yang tepat keluhan pasien dengan hemoroid dapat dihilangkan. Pendekatan konservatif harus dilakukan pada hampir setiap kasus. Hasil dari hemoroidektomi cukup memuaskan. Untuk terapi lanjutan, mengedan harus dikurangi untuk mencegah kekambuhan.

B.   KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HEMOROID

1. PENGKAJIAN FOKUS
a.      Subyektif
1)      Batasan karakteristik
a)      Pola makan dan minum
-          Kebiasaan
-          Keadaan saat ini

b)      Riwayat kehamilan
Kehamilan dengan frekwensi yang sering akan menyebabkan hemorrhoid berkembang cepat

c)      Riwayat penyakit hati
Pada hypertensi portal, potensi berkembangnya hemorrhoid lebih besar.

d)     Gejala / keluhan yang berhubungan
-          Perasaaan nyeri dan panas pada daerah anus
-          Perdarahan dapat bersama feces atau perdarahan spontan (menetes)
-          Prolaps (tanyakan pasien sudah berapa lama keluhan ini, faktor-faktor yang menyebabkannya dan upaya yang dapat menguranginya serta upaya atau obat-obatan yang sudah digunakan)
-          Gatal dan pengeluaran sekret melalui anus
b. Obyektif
1) Batasan karakteristik
a)      Pemeriksaaan daerah anus
-          Tampak prolaps hemorrhoid, atau pada hemorrhoid eksterna dapat dilihat dengan jelas. Rasakan konsistensinya, amati warna dan apakah ada tanda trombus juga amati apakah ada lesi.
-          Pemeriksaan rabaan rektum (rectal toucher)
b)      Amati tanda-tanda kemungkinan anemia :
-          Warna kulit
-          Warna konjungtiva
-          Waktu pengisian kembali kapiler
-          Pemeriksaan Hb
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1)      Nyeri akut berhubungan dengan intasi kulit/jaringan didaerah anus ditandai dengan kemerahan pada daerah anus, pasien tampak meringis.
2)      Konstipasi berhubungan dengan nyeri pada saat defekasi
3)      Risiko infeksi berhubungan dengan prolaps dan strangulasi didaerah anus
4)      PK Anemi
5)      Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya oedema dan pruritus pada daerah anus ditandai dengan pasien mengeluh gatal dan perih pada daerah anus.
6)      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan adanya massa atau prolaps pada anus ditandai oleh pasien sulit untuk berjalan maupun duduk.
7)      Ansietas berhubungan dengan faktor psikologis rangsangan simpatis oleh karena proses inflamasi ditandai dengan pasien tampak ketakutan.
III. RENCANA TINDAKAN
No
Diagnosa Keperawatan
Intervensi
Rasional
1
Nyeri akut berhubungan dengan intasi kulit/jaringan usus dan pasien tampak meringis
·         Dorong pasien untuk melaporkan nyeri
·         Mencoba untuk mentoleransi nyeri dari pada meminta analgesik

·         Kaji laporan nyeri catat lokasi, lamanya intensitas (skala 0-10) selidiki dan laporkan perubahan karakteristik nyeri
·         Perubahan pada karakteristik nyeri dapat menunjukkan terjadinya komplikasi seperti perforasi, toksik.


·         Catat petunjuk non verbal seperti gelisah menolak untuk berhati-hati, selidiki perbedaan petunjuk verbal dan non verbal
·         Bahasa tubuh/petunjuk nonverbal dapat secara psikologis dan fisiologik dan dapat digunakan pada hubungan petunjuk verbal untuk mengidentifikasi luas/beratnya masalah.


·         Berikan tindakan nyaman seperti pijatan punggung, ubah posisi
·         Meningkatkan relaksasi, memfokuskan kembali perhatian dan meningkatkan kemampuan koping



·         Bersihkan arena rektal dengan sabun ringan dan air/lap setelah defekasi dan berikan perawatan kulit seperi jeli, minyak
·         Berikan rendam duduk dengan tepat

·         Kolaborai dengan tim gizi dalam memodifikasi diet sesuai dengan kebutuhan misalnya makanan tinggi serat
·         Kolaborasi dalam pemberian obat seperti :
-          Analgesik




-          Anodin supositoria
·         Melindungi kulit dari asam usus, mencegah ekskoriasi



·         Meningkatkan kebersihan dan kenyamanan pada adanya iritasi didaerah anal
·         Makanan tinggi serat membantu melembekkan feces sehingga feces mudah dikeluarkan.



·         Nyeri bervariasi dari ringan sampai berat dan perlu penanganan untuk memudahkan istirahat adekuat dan penyembuhan.
·         Merilekskan otot rektal menurunkan nyeri spasme.
2
Konstipasi berhubungan dengan nyeri pada saat defikasi
·         Catat adanya distensi abdomen dan auskultasi peristaltik usus
·         Distensi dan hilangnya peristaltik usus merupakan tanda bahwa fungsi defekasi hilang yang kemungkinan berhubungan dengan kehilangan persarafan parasimpati usus besar dengan tiba-tiba.


·         Anjurkan minum 2000-2500 ml/hari kecuali bila ada kontra indikasi
·         Berikan diet rendah sisa, tinggi serat, lunak sesuai toleransi

·         Kolaborasi dalam pemberian pelunak feses. Anjurkan defekasi sesegera mungkin bila dorongan terjadi
·         Membantu memperbaiki konsistensi feses bila konstipasi.
·         Makanan rendah sisa tinggi serat membantu memperbaiki konsistensi feses
·         Mempermudah defekasi bila konstipasi terjadi
3
Risiko infeksi berhubungan dengan prolaps dan strangulasi didaerah anus
·         Pantau tanda-tanda vital, perhatikan peningkatan suhu tubuh
·         Adanya peningkatan suhu tubuh adalah karakteristik infeksi.

·         Kaji tanda vital dengan sering, catat tidak membaiknya atau berlanjutnya hipotensi, penurunan tekanan nadi, takikardia, demam takipnea
·         Tanda adanya syok septik, endotoksin sirkulasi menyebabkan vasodilatasi, kehilangan cairan dari sirkulasi dan rendahnya status curah jantung.



·         Lakukan pencucian tangan yang baik dan perawatan prolaps aseptik. Berikan perawatan paripurna.
·         Menurunkan risiko infeksi (penyebaran bakteri)


·         Berikan informasi yang tepat, jujur pada pasien/orang terdekat
·         Pengetahuan tentang kemajuan situasi memberikan dukungan emosi, membantu menurunkan ansietas.


·         Kolaborasi dalam memberikan antibiotik sesuai indikasi
·         Mungkin diberikan secara profilaksi atau menurunkan jumlah organisme (pada infeksi yang telah ada sebelumnya) untuk menurunkan penyebaran dan pertumbuhan bakteri


4
PK Anemi
·         Pantau tanda-tanda vital
·         Hipotensi, takikardi, peningkatan pernafasan, mengindikasikan kekurangan cairan unipovolemia), turgor dan kelembaban kulit

·         Observasi dan catat frekuensi serta volume pendarahan
·         Perdarahan yang berlebihan dapat mengacu kepada hipovolemia/hemoragi


·         Pantau suhu kulit, palpasi denyut perifer dan warna konjunctiva
·         Kulit yang dingin/lembab, denyut yang lemah mengindikasikan penurunan sirkulasi perifer dan dibutuhkan untuk penggantian cairan tambahan


·         Pantau perkembangan hasil laboratorium misalnya Hb, Ht dan warna konjunctiva
·         Indikator hidrasi/volume sirkulasi



·         Kolaborasi dalam pemberian cairan parenteral, produksi darah dan/atau plasma ekspander sesuai petunjuk tingkatkan kecepatan IV jika diperlukan
·         Gantikan kehilangan cairan yang telah didokumentasikan catat waktu penggantian volume sirkulasi yang potensial bagi penurunan komplikasi misalnya ketidakseimbangan elektrolit, dehidrasi, pingsan kardiovaskuler gerak bahu dan untuk mencegah ankilosis pada bahu yang sakit.

5.
Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan adanya oedema dan pruritus pada daerah arus
·         Observasi kemerahan, pucat, ekskoriasi dan pruritus

·         Area ini meningkat risikonya untuk kerusakan dan memerlukan pengobatan lebih intensif.



·         Gunakan krim kulit/ minyak sesuai yang direkomendasikan oleh dokter
·         Untuk meliarkan kulit dan menurunkan gatal





·         Diskusikan pentingnya perubahan posisi yang sering, perlu untuk mempertahankan aktifitas
·         Meningkatkan sirkulasi dan perfusi kulit dengan mencegah tekanan lama pada jaringan hemoroid











6
Intoleran aktivitas berhubungan dengan adanya massa atau prolaps pada anus ditandai oleh pasien sulit untuk berjalan maupun duduk.
·         Berikan tindakan pengamanan sesuai indikasi dengan situasi yang spesifik

·         Catat  respon-respon emosi/perilaku pada imobilisasi. Berikan aktivitas yang sesuai dengan pasien




·         Berikan perawatan hemoroid dengan baik
·         Aktifitas, jenis prosedur yang kurang berhati-hati akan meningkatkan kerusakan daerah haemoroid
·         Imobilisasi yang dipaksakan dapat memperbesar kegelisahan. Aktivitas pengalihan membantu dalam memfokuskan kembali perhatian pasien dan meningkatkan koping dengan keterbatasan tersebut.
·         Menurunkan resiko iritasi pada hemoroid


·         Kolaborasi dalam pemberian obat analgetik + 30 menit sebelum melakukan aktifitas
·         Antisipasi terhadap nyeri dapat meningkatkan ketegangan otot. Obat dapat merelaksasikan pasien, meningkatkan rasa nyaman selama pasien melakukan aktivitas.

7
Ansietas berhubungan dengan faktor psikologis/rangsangan simpatis oleh karena proses inflamasi ditandai dengan pasien tampak ketakutan
·         Catat petunjuk prilaku misalnya peka rangsang, gelisah


·         Indikator derajat ansietas misalnya pasien dapat merasa tidak terkontrol (gelisah)

·         Dorong menyatakan perasaan berikan umpan balik
·         Membuat hubungan terapeutik membantu pasien dalam mengidentifikasi masalah yang menyebabkan stress



·         Berikan informasi yang akurat dan nyata tentang apa yang dilakukan


·         Kolaboratif dengan dokter dalam memberikan obat-obat sesuai indikai (obat-obat pemenang)
·         Keterlibatan pasien dalam perencanaan perawatan memberikan rasa kontrol dan membantu menurunkan ansietas.
·         Dapat digunakan untuk menurunkan ansietas dan memudahkan istirahat






IV. Implementasi
Implementasi dilasanakan sesuai dengan intervensi.


V. Evaluasi
Diagnosa 1
Kriteria hasil yang diharapkan :
1)      Pasien melaporkan nyeri hilang/terkontrol
2)      Pasien mampu mengungkapkan metode yang memberi penghilangan
3)      Pasien mampu mendemonstrasikan penggunakan intervensi terapeutik (misalnya keterampilan relaksasi dan menjaga kebersihan rektal untuk mencegah ekskoriasi)
4)      Pasien tampak rileks
Diagnosa 2
Kriteria hasil yang diharapkan :
1)      Menunjukkan perubahan perilaku/pola hidup yang diperlukan sebagai penyebab, faktor pemberat.
2)      Membuat/kembali pola normal dari fungsi usus
Diagnosa 3
Kriteria hasil yang diharapkan :
1)      Meningkatkan penyembuhan iritasi pada daerah anus, bebas tanda infeksi dan mengurangi/menghilangkan inflamasi
2)      Pasien tidak mengalami peningkatan suhu tubuh
3)      Tanda-tanda syok septik tidak terjadi
Diagnosa 4
Kriteria hasil yang diharapkan :
1)      Mempertahankan hidrasi adekuat dengan bukti membran mukosa lembab, tugor kulit baik dan pengisian kapiler baik, tanda vital stabil.
2)      Perdarahan minimal sampai hilang/tidak ada.
Diagnosa 5
Kriteria hasil yang diharapkan :
1)      Pasien mengungkapkan rasa gatal pada anus berkurang atau hilang
2)      Pruritas dan kemerahan pada area anus tidak ada
Diagnosa 6
Kriteria hasil yang diharapkan :
1)      Menunjukkan kebebasan dalam berjalan maupun duduk
Diagnosa 7
Kriteria hasil yang diharapkan :
1)      Pasien menunjukkan rileks dan melaporkan penurunan ansietas sampai tingkat dapat ditangani
2)      Pasien menyatakan kesadaran perasaan ansietas dan cara sehat menerimanya.



DAFTAR PUSTAKA
                                                                                                                          
Brunner & Suddarth. Buku Ajar : Keperawatan Medikal Bedah Vol 2, Jakarta, EGC, 2002

Doengoes, Marilynn E, Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan pasien, Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran, EGC, 2000

Tidak ada komentar:

Posting Komentar