Jumat, 18 Mei 2012

SCREENING TEST


A.      PENGERTIAN

Screening adalah suatu strategi yang digunkan dalam suatu populasi untuk mendeteksi penyakit pada individu tanpa tanda-tanda atau gejala penyakit itu, atau suatu usaha secara aktif untuk mendeteksi atau mencari pendeerita penyakit tertentu yang tampak gejala atau tidak tampak dalam suatu masyarakat atau kelompok tertentu melalui suatu tes atau pemeriksaan yang secara singkat dan sederhana dapat memisahkan mereka yang sehat terhadap mereka yang kemungkinan besar menderita, yang selanjutnya diproses melalui diagnosis dan pengobatan.

Screening dapat didefinisikan sebagai pelaksanaan prosedur sederhana dan cepat untuk mengidentifikasikan  dan memisahkan orang yang tampaknya sehat, tetapi kemungkinan beresiko terkena penyakit, dari mereka yang mungkin tidak terkena penyakit tersebut. Screening dilakukan untuk mengidentifikasi mereka yang diduga mengidap penyakit sehingga mereka dapat dikirim untuk menjalani pemeriksaan medis dan studi diagnostik yang lebih pasti. 

Uji tapis bukan untuk mendiagnosis tapi untuk menentukan apakah yang bersangkutan memang sakit atau tidak kemudian bagi yang diagnosisnya positif dilakukan pengobatan intensif agar tidak menular dengan harapan penuh dapat mengurangi angka mortalitas.

Screening pada umumnya bukan merupakan uji diagnostic dan oleh karenanya memerlukan penelitian follow-up yang cepat dan pengobatan yang tepat pula.

B.      DASAR PEMIKIRAN ADANYA SCREENING

1.      Yang diketahui dari gambaran spectrum penyakit hanya sebagian kecil saja sehingga dapat diumpamakan sebagai puncak gunung es sedangkan sebagian besar masih tersamar.
2.       Diagnosis dini dan pengobatan secara tuntas memudahkan kesembuhan.
3.      Biasanya penderita datang mencari mencari pengobatan setelah timbul gejala atau penyakit telah berada dlm stadium lanjut hingga pengobatan menjadi sulit atau bahkan tidak dapat disembuhkan lagi.
4.       Penderita tanpa gejala mempunyai potensi untuk menularkan penyakit.




C.      TUJUAN

1.      Deteksi dini penyakit tanpa gejala atau dengan gejala tdk khas terdapat pada orang yang tampak sehat,tapi mungkin menderita penyakit ( population risk)
2.      Dengan ditemukannya penderita tanpa gejala dapat dilakukan pengobatan secara tuntas hingga mudah disembuhkan dan tidak membahayakan dirinya maupun lingkungannya dan tidak menjadi sumber penularan hingga epidemic dapat dihindari
3.      Mendapatkan penderita sedini mungkin untuk segera memperolleh pengobatan.
4.       Mendidik masyarakat untuk memeriksakan diri sedini mungkin

D.      SASARAN

Sasaran utama Uji tapis atau Skrining adalah :

Penderita penyakit KRONIS
1.   Infeksi bakteri ( Lepra,TBC, dll)
2.   Infeksi Virus ( hepatitis )
3.   Penyakit non infeksi :
a.       Hipertensi
b.      Diabetus miletus
c.       Penyakit jantung
d.      Karsinoma serviks
e.       Prostate
f.       glaukoma
4.   Aids   

E.      PRINSIP PELAKSANAAN

Proses Uji tapis terdiri dari dua tahap :
1.      Melakukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap mempunyai resiko tinggi menderita penyakit dan bila hasil test negative maka dianggap orang tersebut tidak menderita penyakit.
2.       Bila hasil positif maka dilakukan pemeriksaan diagnostic

Pemeriksaan yang biasa digunakan untuk uji tapis dapat berupa pemeriksaan laborat atau radiologist misalnya :
1.      Pemeriksan gula darah
2.      Pemeriksaan radiology untuk uji tapis TBC


Pemeriksaan tersebut harus dapat dilakukan :
1.      Dengan cepat dapat memilah sasaran utk periksan lebih lanjut
2.      Tidak mahal
3.      Mudah dilakukan oleh petugas kesehatan
4.      Tidak membahayakan yang diperiksa maupun yang memeriksa

F.       PROSES PENYARINGAN

Proses pelaksanaan sceening adalah :
1.      Tahap 1: melalukan pemeriksaan terhadap kelompok penduduk yang dianggap mempunyai resiko tinggi menderita penyakit.
a.       Apabila hasil negatif, dianggap orang tersebut tidak menderita penyakit.
b.      Apabila hasil positif dilakukan pemeriksaan tahap 2
2.      Tahap 2 : pemeriksaan diagnostic
a.       Hasilnya positif maka dianggap sakit dan mendapat pengobatan.
b.      Hasilnya negatif maka dianggap tidak sakit (dilakukan pemeriksaan ulang secara periodik).

G.     MACAM SCREENING

1.       Penyaringan Massal (Mass Screening)
Penyaringan yang melibatkan populasi secara keseluruhan.
Contoh: screening prakanker leher rahim dengan metode IVA pada 22.000 wanita
2.   Penyaringan Multiple
Penyaringan yang dilakukan dengan menggunakan beberapa teknik uji penyaringan pada saat yang sama.
Contoh: skrining pada penyakit aids
3.   Penyaringan yang Ditargetkan
Penyaringan yg dilakukan pada kelompok – kelompok yang terkena paparan yang spesifik.
Contoh : Screening pada pekerja pabrik yang terpapar dengan bahan Timbal.
4.   Penyaringan Oportunistik
Penyaringan yang dilakukan hanya terbatas pada penderita – penderita yang berkonsultasi kepada praktisi kesehatan
Contoh: screening pada klien yang berkonsultasi kepada seorang dokter.

H.     KRITERIA UNTUK MELAKSANAKAN SCREENING

1.      Sifat Penyakit
-          Serius
-          Prevalensi tinggi pada tahap praklinik
-          Periode yg panjang diantara tanda – tanda pertama sampai timbulnya penyakit
2.      Uji Diagnostik
-          Sensitif dan Spesifik
-          Sederhana dan Murah
-          Aman dan Dapat Diterima
-          Reliable
-          Fasilitas adekwat
3.      Diagnosis dan Pengobatan
-          Efektif dan dapat diterima
-          Pengobatan g aman telah tersedia.

Contoh Screening
  1. Mammografi untuk mendeteksi ca mammae
  2. Pap smear untuk mendeteksi ca cervix
  3. Pemeriksaan Tekanan darah untuk mendeteksi hipertensi
  4. Pemeriksaan reduksi untuk mendeteksi deabetes mellitus
  5. Pemeriksaan urine untuk mendeteksi kehamilan
  6. Pemeriksaan EKG untuk mendeteksi Penyakit Jantung Koroner
I.        LOKASI SCREENING

Uji tapis dapat dilakukan di lapangan,rumah sakit umum,rumah sakit khusus,pusat pelayanan khusus dll :
1.      Lapangan   : Uji skrining TBC
2.      RSU           : Pap smear
3.      RSK           : Uji tapis glaikoma di RS mata
4.      Yan Khu    : RS jantung, RS kanker

J.       VALIDITAS TES UJI SKRINING
Validitas adalah kemampuan dari test penyaringan untuk memisahkan mereka yang benar sakit terhadap yang sehat. Besarnya kemungkinan untuk mendapatkan setiap individu dalam keadaan yang sebenarnya (sehat atau sakit). Validitas berguna karena biaya screening lebih murah daripada test diagnostic.
Agar hasil pengukuran dari Penyaringan/Screening itu Valid, maka harus diukur dengan menggunakan Sensitivitas & Spesifitas;

Komponen Validitas

a.        SENSITIVITAS
Adalah Proporsi dari orang – orang yang benar – benar sakit yang ada di dalam populasi yang disaring, yang diidentifikasi dengan menggunakan uji penyaringan sebagai penderita sakit.
b.           SPESIFISITAS
Adalah proporsi dari orang – orang yang benar – benar sehat, yang juga diidentifikasi dengan menggunakan uji penyaringan sebagai individu sehat.

Hasil Screening
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiqdDZE7pRidz3SYhpsWgVfQsgSC3fAEFcX4yavNReh7W7oKbY1GZsH9FMGtSfqBicWMiQhVq5bXEefOtRz1l28_wzv4vLzkUCiLS4Pln0BVI3zSVhrgGC1KrVe4D1vWoDh27ejdNNNe6je/s320/Hasil+Screening.jpg

Kategori gambaran hasil screening adalah:
a.       True positive = jumlah kasus yang benar-benar menderita penyakit, dan hasil test positif.
b.      False positive = jumlah kasus yang sebenarnya tidak sakit, tetapi test menunjukkan hasil yang positif.
c.       True negative = jumlah kasus yang tidak sakit dan hasil test negative.
d.      False negative = jumlah kasus yang sebenarnya sakit, tetapi hasil test negative.

Rumus

Tidak ada komentar:

Posting Komentar