BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makanan
merupakan faktor penting dalam kehidupan, karena makanan merupakan sumber
energi tubuh. Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk
fungsi organ dan pergerakan badan, untuk mempertahankan suhu tubuh, dan untuk
menyediakan material mentah untuk fungsi enzim, pertumbuhan, penempatan
kembali, dan pergerakan sel. Kebutuhan energi yang terus menerus memerlukan
cukup nutrisi.
Nutrisi
sendiri adalah substansi kimia di dalam makanan yang diperlukan tubuh. Fungsi
nutrisi adalah sebagai bahan penghasil energi, membangun jaringan tubuh,
membentuk jaringan tubuh, serta pengaturan fungsi tubuh. Nutrien merupakan
elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh. Enam katagori zat makanan adalah
air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Kegunaan nutrien yang
spesifik untuk mengatur respons imun respons trauma dan penyakit.( Potter &
Perry, 2006).
Pengertian
pertumbuhan dan perkembangan mencakup peristiwa yang statusnya berbeda tetapi
saling berkaitan dan sulit dipisahkan. Pertumbuhan lebih menekankan pada fisik,
sedangkan perkembangan lebih menekankan padamental dan kejiwaan seseorang.
Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan
fungsi tingkat sel , organ maupun individu, yang diukur dengan ukuran berat
(gram, pound, kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan
keseimbangan metabolik (retensi 1 kalsium dan nitrogen tubuh). Kecepatan
pertumbuhan berbeda pada setiap tahapan kehidupan, dipengaruhi oleh:
a.Kompleksitas dan ukuran dari organ
b.Rasio otot dengan lemak tubuh
Kecepatan
pertumbuhan pada saat pubertas sangat cepat dalam hal tinggi badan, ditandai
dengan perubahan otot, lemak dan perkembangan organ yang diikuti oleh
kematangan hormon seks. Pertumbuhan (growth) yang optimal sangat sangat
dipengaruhi oleh potensi biologisnya. Tingkat pencapaian fungsi biologis
seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang saling berkaitan:
genetik, lingkungan bio-psiko-sosial, dan perilaku. Proses tersebut sangat
unik, hasil akhirnya berbeda-beda dan memberikan ciri pada setiap anak.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan umum:
Mahasiswa mampu untuk memahami dan menjelaskan .tanda dan
gejala kecukupan nutrisi.
Tujuan
khusus:
a.
Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan konsep penilaian status gizi.
b.
Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan tanda dan
gejala kecukupan nutrisi.
c.
Mahasiswa mampu mengetahui dan
menjelaskan ap itu IMT, BB, LLA, Head to toe..
1.3 Manfaat Penulisan
Dengan membaca makalah ini diharap pembaca dapat
mengetahui dan memahami konsep tanda dan gejala kecukupan nutrisi.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Istilah yang Berhubungan dengan Status Gizi
Gizi
(Nutrition)
Gizi adalah suatu proses organisme
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti,
absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal
dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Keadaan
Gizi
Keadaan akibat dari keseimbangan
antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut,
atau keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluler tubuh.
Status
Gizi (Nutrition Status)
Ekspresi dari keadaan keseimbangan
dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari nutriture dalam bentuk
variabel tertentu. Contoh: Gondok endemik merupakan keadaan tidak seimbangnya
pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh.
Malnutrition
(Gizi Salah, Malnutrisi)
Keadaan patologis akibat kekurangan
atau kelebihan secara relatif maupun absolut satu atau lebih zat gizi. Ada
empat bentuk malnutrisi:
- Under Nutrition: Kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau absolut untuk periode tertentu.
- Specific Defisiency : Kekurangan zat gizi tertentu, misalnya kekurangan vitamin A, yodium, Fe, dan lain-lain.
- Over Nutrition: Kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu.
- Imbalance karena disproporsi zat gizi, misalnya: kolesterol terjadi karena tidak seimbangnya LDL (Low Density Inpoprotein), HDL (High Density Lipoprotein) dan VLDL (Very Low Density Upoprotein).
Kurang
Energi Protein (KEP)
Kurang
Energi Protein (KEP) adalah seseorang yang kurang gizi yang disebabkan oleh
rendahnya konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari dan atau
gangguan penyakit tertentu. Anak disebut KEP apabila indeks berat badan menurut
amur (BB/U) baku WHO-NCHS. KEP merupakan defisiensi gizi (energi dan protein)
yang paling berat dan meluas terutama pada Balita. Pada umumnya penderita KEP
berasal dari keluarga yang berpenghasilan rendah.
2.2 Metode
Penilaian Status Gizi
A.
Penilaian Status
Gizi Secara Langsung
Penilaian
status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu:
antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Masing-masing penilaian tersebut
akan dibahas secara umum sebagai berikut.
1.
Antropometri
a.
Pengertian
Secara
umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut pandang
gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
b.
Penggunaan
Antropometri
secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan
energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi
jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
2.
Klinis
a.
Pengertian
Pemeriksaan
klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat.
Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan
dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan epitel
(superficial epithelial tissues) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral
atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar
tiroid.
b.
Penggunaan
Penggunaan
metode ini umumnya untuk survei klinis secara cepat (rapid clinical surveys).
Survei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari
kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk
mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik
yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.
3.
Blokimia
a.
Pengertian
Penilaian
status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara
laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh
yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan
tubuh seperti hati dan otot.
b.
Penggunaan
Metode
ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan
malnutrisi yang lebih parah lagi, Banyak gejala klinis yang kurang spesifik,
maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan
kekurangan gizi yang spesifik.
4.
Biofisik
a.
Pengertian
Penentuan
status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melihat
kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dari
jaringan.
b.
Penggunaan
Umumnya
dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik
(epidemic of night blindnes), Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap.
B.
Penilaian Status
Gizi Secara Tidak Langsung
Penilaian
status gizi secara tidak langsung dapat dibagi tiga yaitu: survei konsumsi
makanan, statistik vital dan faktor ekologi. Pengertian dan penggunaan metode
ini akan diuraikan sebagai berikut:
1.
Survei Konsumsi
Makanan
a.
Pengertian
Survei
konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak lang¬sung
dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi.
b.
Penggunaan
Pengumpulan
data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang kon¬sumsi berbagai zat
gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini dapat
mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.
2.
Statistik Vital
a.
Pengertian
Pengukuran
status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberpa
statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan
dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan
gizi.
b. Penggunaan
Penggunaannya
dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status
gizi masyarakat.
3.
Faktor Ekologi
a.
Pengertian
Bengoa
mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil
interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan
yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah,
irigasi dan lain-lain.
b.
Penggunaan
Pengukuran
faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui penyebab malnutrisi di
suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program intervensi gizi
(Schrimshaw, 1964). Secara ringkas, penilaian status gizi
FAKTOR
YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN DALAM MEMILIH METODE PENILAIAN STATUS GIZI
Hal
mendasar yang perlu diingat bahwa setiap metode penilaian status gizi punyai
kelebihan dan kelemaban masing-masing. Dengan menyadari kelebihan kelemahan
tiap-tiap metode, maka dalam menentukan diagnosis suatu penyakit digunakan
beberapa jenis metode. Penggunaan satu metode akan memberikan baran yang kurang
komprehensif tentang suatu keadaan.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan mengunakan metode adalah sebagai berikut.
Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan mengunakan metode adalah sebagai berikut.
Tujuan
Tujuan
pengukuran sangat perhi diperhatikan dalam memilih metode, seperti ingin
melihat fisik seseorang, maka metode yang digunakan adalah antropome Apabila
ingin melihat status vitamin dan mineral dalam tubuh sebaiknya gunakan metode
biokimia.
Unit
Sampel yang Akan Diukur
Berbagai
jenis unit sampel yang akan diukur sangat mempengamhi metode penilaian status
gizi. Jenis unit sampel yang akan diukur meliputi individi rumah
tangga/keluarga dan kelompok rawan gizi. Apabila unit sampel yang diukur adalah
kelompok atau masyarakat yang rawan gizi secara keseluruhan sebaiknya
menggunakan metode antropometri, karena metode ini murah dan dari segi ilmiah
bisa dipertanggungjawabkan.
Jenis
Informasi Yang Dibutuhkan
Pemilihan
metode penilaian status gizi sangat tergantung pula dari jenis info yang
diberikan. Jenis informasi itu antara lain: asupan makanan berat dan badan,
tingkat hemoglobin dan situasi sosial ekonomi. Apabila menginginkan informasi
tentang asupan makanan, maka metode yang digunakan adalah survei konsumsi.
Dilain pihak apabila ingin mengetahui tingkat hemoglobin maka metode yamg
gunakan adalah biokimia. Membutuhkan informasi tentang keadaan fisik seperti 1
badan dan tinggi badan, sebaiknya menggunakan metode antropometri. Begitu
apabila membutuhkan informasi tentang situasi sosial ekonomi sebaiknya gunakan
pengukuran faktor ekologi.
Tingkat
Reliabilitas Dan Akurasi yang Dibutuhkan
Masing-masing
metode penilaian status gizi mempunyai tingkat reliabilitas dan rasi yang
berbeda-beda. Contoh penggunaan metode Idinis dalam menilai tinkat pembesaran
kelenjar gondok adalah sangat subjektif sekali. Penilaian ini tenaga medis dan
paramedis yang sangat terlatih dan mempunyai pengalaman yang cukup dalam bidang
ini. Berbeda dengan penilaian secara biokimia yang mempunyai reliabilitas dan
akurasi yang sangat tinggi, Oleh karena itu apabila ada biaya, tenaga dan
sarana-sarana lain yang mendukung, maka penilaian status gizi dengan biokimia
sangat dianjurkan.
Tersedianya
Fasilitas dan Peralatan
Berbagai
jenis fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan dalam penilaian status gizi.
Fasilitas tersebut ada yang mudah didapat dan ada pula yang sangat sulit
diperoleh. Pada umumnya fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan dalam penilaian
status gizi secara antropometri relatif lebih mudah didapat dibanding dengan
peralatan penentuan status gizi dengan biokimia.
Pengadaan jenis fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan, ada yang diimport dari luar negeri dan ada yang didapat dari dalam negeri. Umumnya peralatan yang diimport lebih mahal dibandingkan dengan yang produksi dalam negeri.
Pengadaan jenis fasilitas dan peralatan yang dibutuhkan, ada yang diimport dari luar negeri dan ada yang didapat dari dalam negeri. Umumnya peralatan yang diimport lebih mahal dibandingkan dengan yang produksi dalam negeri.
Tenaga
Ketersediaan
tenaga, baik jumlah maupun mutunya sangat mempengaruhi peng-gunaan metode
penilaian status gizi. Jenis tenaga yang digunakan dalam pengumpulan data
status gizi antara lain: ahli gizi, dokter, ahli kimia, dan tenaga lain.
Penilaian
status gizi secara biokimia memerlukan tenaga ahli kimia atau analis kimia,
karena menyangkut berbagai jenis bahan dan reaksi kimia yang hams dikuasai.
Berbeda dengan penilaian status gizi secara antropometri, tidak memerlukan
tenaga ahli, tetapi tenaga tersebut cukup dilatih beberapa hari saja sudah
dapat menjalankan tugasnya. Kader gizi di Posyandu adalah tenaga gizi yang
tidak ahli, tetapi dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, walaupun
disana-sini masih ada kekurangannya. Tugas utama kader gizi adalah melakukan
pengukuran antropometri, seperti tinggi badan dan berat badan serta umur anak.
Setelah mendapatkan data, mereka dapat memasukkan pada KMS dan langsung dapat
menginterpretasi data tersebut
Penilaian
status gizi secara klinis, membutuhkan tenaga medis (dokter). Tenaga kesehatan
lain selain dokter, tidak dapat diandalkan, mengingat tanda-tanda klinis tidak
spesifik untuk keadaan tertentu. Stomatitis angular, sering tidak benar
di-interpretasikan sebagai kekurangan riboflavin. Keadaan ini di India
diakibatkan dari kebanyakan mengunyah daun sirih atau buah pinang yang banyak
mengandung kapur, yang dapat menyebabkan iritasi pada bibir.
Waktu
Ketersediaan
waktu dalam pengukuran status gizi sangat mempenganihi metode yang akan
digunakan. Waktu yang ada bisa dalam mingguan, bulanan dan tahunan. Apa¬bila
kita ingin menilai status gizi di suatu raasyarakat dan waktu yang tersedia
relatif singkat, sebaiknya dengan menggunakan metode antropometri. Sangat
mustahil kita menggunakan metode biokimia apabila waktu yang tersedia sangat
singkat, apalagi tidak ditunjang dengan tenaga, biaya dan peralatan yang
memadai.
Dana
Masalah
dana sangat mempengaruhi jenis metode yang akan digunakan untuk menilai status
gizi. Umumnya penggunaan metode biokimia relatif mahal dibanding dengan raetode
lainnya. Penggunaan metode disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam
penilaian status gizi.
Jadi, pemilihan metode penilaian status gizi hams selalu mempertimbangkan faktor tersebut di atas. Faktor-faktor itu tidak bisa berdiri sendiri, tetapi selalu saling mengait. Oleh karena itu, untuk menentukan metode penilaian status gizi, harus memperhatikan secara keseluruhan dan mencennati kelebihan dan kekurangan tiap-tiap metode itu.
Jadi, pemilihan metode penilaian status gizi hams selalu mempertimbangkan faktor tersebut di atas. Faktor-faktor itu tidak bisa berdiri sendiri, tetapi selalu saling mengait. Oleh karena itu, untuk menentukan metode penilaian status gizi, harus memperhatikan secara keseluruhan dan mencennati kelebihan dan kekurangan tiap-tiap metode itu.
Faktor
yang Mempengaruhi Terjadinya Masaiah Gizi
Masalah gizi utama di Indonesia
masih didominasi oleh masalah Gizi Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia
Besi, masalah Gangguan Akibat Kekurangan lodium (GAKY) dan masalah kurang
Vitamin A (KVA). Disamping itu diduga ada masalah gizi mikro lainnya seperti
defisiensi zink yang sampai saat ini belum terungkapkan karena adanya
keterbatasan Iptek Gizi.
2.3
Antropometri Gizi
Antropometri gizi berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai
tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan
untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energy. Ketidakseimbangan
ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti
lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.
Syarat
yang mendasari penggunaan antropometri, ialah :
1. Alat mudah didapat dan digunakan
2. Pengukuran dapat dilakukan
berulang-ulang dengan mudah dan objektif
3. Pengukuran tidak selalu harus oleh
tenaga khusus professional, dapat oleh tenaga lain setelah mendapat pelatihan
4. Biaya relative murah
5. Hasilnya mudah disimpulkan, memiliki
cutt of point dan baku rujukan yang sudah pasti
6. Secara ilmiah diakui kebenarannya
Keunggulan
antropometri, yaitu :
1. Prosedur sederhana, aman dan dapat
dilakukan dalam jumlah sampel yang cukup besar
2. Relative tidak membutuhkan tenaga
ahli
3. Alat murah, mudah dibawa, tahan
lama, dapat dipesan dan dibuat di daerah setempat
4. Metode ini tepat dan akurat, karena
dapat dibakukan
5. Dapat mendeteksi atau menggambarkan
riwayat gizi di masa lampau
6. Umumnya dapat mengidentifikasi
status buruk, kurang dan baik, karena sudah ada ambang batas yang jelas
7. Dapat mengevaluasi perubahan status
gizi pada periode tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya
8. Dapat digunakan untuk penapisan
kelompok yang rawan terhadap gizi.
Kelemahan antropometri, yaitu :
1.
Tidak
sensitive, tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat, tidak dapat
membedakan kekurangan zat gizi tertentu, missal Fe dan Zn
2.
Faktor
di luar gizi (penyakit, genetic dan penurunan penggunaan energy) dapat
menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri
3.
Kesalahan
yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi dan
validitas pengukuran.
4.
Kesalahan
terjadi karena : pengukuran, perubahan hasil pengukuran (fisik dan komposisi
jaringan), analisis dan asumsi yang keliru
5.
Sumber
kesalahan biasanya berhubungan dengan : latihan petugas yang tidak cukup,
kesalahan alat, kesulitan pengukuran.
Sebagai indicator status gizi,
antropometri dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Jenis
parameter antropometri, ialah :
1.
Umur
Faktor umur sangat penting dalam
penentuan status gizi. Kesalahan penentuan umur dapat menyebabkan interpretasi
status gizi yang salah. Batasan umur yang digunakan (Puslitbang Gizi Bogor,
1980) :
·
Tahun
umur penuh (completed year)
·
Bulan
usia penuh (completed moth) : untuk anak umur 0-2 tahun
Untuk
melengkapi data umur dapat dilakukan dengan cara-cara berikut :
·
Meminta
surat kelahiran, kartu keluarga atau catatan lain yang dibuat oleh orang
tuanya. Jika tidak ada, bila memungkinkan catatan pamong desa.
·
Jika
diketahui kalender local seperti bulan Arab atau bulan local, cocokkan dengan
kalender nasional
·
Jika
tetap tidak ingat, dapat berdasarkan daya ingat orang tua atau berdasar
kejadian penting (lebaran, tahun baru, puasa, pemilihan kades, pemilu, banjir,
gunung meletus, dll)
·
Membandingkan
anak yang belum diketahui umurnya dengan anak kerabat/tetangga yang diketahui
pasti tanggal lahirnya.
·
Jika
hanya bulan dan tahunnya yang diketahui, tanggal tidak diketahui, maka
ditentukan tanggal 15 bulan ybs.
2.
Berat badan
·
Merupakan
ukuran antropometri terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir
(neonatus).
·
Digunakan
untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR.
·
Pada
masa bayi-balita berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan
fisik maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis (dehidrasi, asites,
edema atau adanya tumor). Dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat
dan makanan.
·
Menggambarkan
jumlah protein, lemak, air dan mineral pada tulang
·
Pada
remaja, lemak cenderung meningkta dan protein otot menurun
·
Pada
edema dan asites, terjadi penambahan cairan dalam tubuh
·
Adanya
tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang
kekurangan gizi.
Alasan pengukuran berat badan
merupakan pilihan utama ialah :
·
Parameter
yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena perubahan
konsumsi makanan dan kesehatan
·
Memberikan
gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodic memberikan gambaran
pertumbuhan
·
Umum
dan luas dipakai di Indonesia
·
Ketelitian
pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur
·
Digunakan
dalam KMS
·
BB/TB
merupakan indeks yang tidak tergantung umur
·
Alat
ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi.
3.
Tinggi badan
Tinggi badan merupakan antropometri
yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi
badan tumbuh seiring dengan pertumbuhan umur. Pertumbuhan TB tidak seperti BB,
relative kurang sensitive pada masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat.
Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap TB akan Nampak dalam waktu yang relative
lama. TB merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang telah lalu dan
keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. TB merupakan ukuran
kedua yang penting karena dengan menghubungkan BB terhadap TB. Alat ukur, yaitu
alat pengukur panjang badan bayi dan microtoise.
4.
Lingkar lengan atas
LLA merupakan salah satu pilihan
untuk penentuan status gizi karena mudah murah dan cepat. Tidak memerlukan data
umur yang terkadang susah diperoleh. LLA memberikan gambaran tentang keadaan
jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. LLA mencerminkan cadangan energy,
sehingga dapat mencerminkan : status KEP pada balita dan KEK pada ibu WUS dan
ibu hamil.
Alat
yang digunakan
ialah suatu pita pengukur dari fiber glass atau sejenis kertas tertentu
berlapis plastic. Ambang batas LLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia < 23,5
cm, pada bayi 0-30 hari > 9,5 cm dan balita dengan KEP < 12,5 cm.
Kelemahannya
ialah baku LLA
yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang memadai untuk digunakan
di Indonesia, kesalahan pengukuran relative besar dibandingkan pada TB dan sensitive
untuk suatu golongan tertentu, tetapi kurang sensitive untuk golongan dewasa.
5.
Lingkar kepala
LK adalah standar prosedur dalam
ilmu kedokteran anak secara praktis, biasanya untuk memeriksa keadaan patologi
dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran kepala. LK dihubungkan dengan
ukuran otak dan tulang tengkorak. Dalam antropometri gizi rasio LK dan LD cukup
berarti dan menentukan KEP pada anak. LK juga digunakan sebagai informasi
tambahan dalam pengukuran umur.
6.
Lingkar dada
Biasa digunakan pada anak umur 2-3
tahu, karena pertumbuhan lingkar dada pesat sampai anak berumur 3 tahun. Pada
anak yang KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang lambat.
7.
Jaringan lunak.
Antropometri dapat dilakukan pada
jaringan tersebut untuk menilai status gizi di masyarakat. Metode yang
digunakan untuk menilai komposisi tubuh (jumlah dan distribusi lemak subkutan)
ialah :
·
Ultrasonic
·
Densitometry
(melalui penempatan air pada densitometry atau underwater weighting)
·
Teknik
isotop dilution
·
Metode
radiological
·
Total
electrical body conduction (TOBEC)
·
Skin-fold
calipers
Indeks
antropometri ialah pengukuran dari beberapa parameter. Indeks antropometri
merupakan rasio dari suatu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau
yang dihubungkan dengan umur. Beberapa indeks antropometri, yaitu :
1)
Berat badan terhadap umur (BB/U)
Kelebihannya : lebih mudah dan cepat dimengerti
oleh masyarakat, baik untuk mengukur status gizi akut dan kronis, indicator
status gizi kurang saat sekarang, sensitive terhadap perubahan kecil, growth
monitoring, pengukuran yang berulang dapat mendeteksi growth failure karena
infeksi atau KEP, dapat mendeteksi kegemukan.
Kekurangannya : kadang umur secara akurat sulit
didapat, dapat menimbulkan interpretasi keliru bila terdapat edema maupun
asites, memerlukan data umur yang akurat terutama untuk usia balita, sering
terjadi kesalahan dalam pengukuran, secara operasional memiliki hambatan social
budaya.
2)
Tinggi badan terhadap umur (TB/U)
Kelebihannya : baik untuk menilai status gizi masa
lampau, alat dapat dibuat sendiri, murah dan mudah dibawa, indicator
kesejahteraan dan kemakmuran suatu bangsa.
Kekurangannya : TB tidak cepat naik, diperlukan 2
orang untuk melakukan pengukuran, ketepatan umur sulit didapat.
3)
Berat badan terhadap tinggi badan
(BB/TB)
Kelebihan : tidak memerluukan data umur, dapat
membedakan proporsi badan, dapat menjadi indicator status gizi saat ini.
Kekurangan : karena faktor umur tidak
dipertimbangkan maka tidak dapat memberikan gambaran apakah anak pendek atau
cukup TB atau kelebihan TB menurut umur, sulit pengukuran TB pada balita,
pengukuran relative lama, memerlukan 2 orang untuk melakukannya, sering terjadi
kesalahan dalam pembacaan hasil pengukuran.
4)
Lingkar lengan terhadap umur (LLA/U)
Kelebihan : indicator baik untuk menilai KEP
berat, alat ukur murah, sederhana, sangat ringan, dapat dibuat sendiri, dapat
digunakan oleh orang yang tidak baca tulis.
Kekurangan : hanya dapat mengidentifikasi anak
dengan KEP berat, sulit menemukan ambang batas, sulit untuk melihat pertumbuhan
anak 2-5 tahun.
5)
Indeks massa tubuh (IMT)
IMT
merupakan alat yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa,
khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan BB.
IMT = BB (kg)
TB2 (m)
Batas
ambang IMT menurut FAO membedakan antara laki-laki ( n 20,1 – 25,0) dan
perempuan (n 18,7 – 23,8)
6)
Tebal lemak bawah kulit menurut umur
Pengukuran
lemak tubuh melalui pengukuran ketebalan lemak bawah kulit (skinfold) dilakukan
pada beberapa bagian tubuh. Lemak dapat diukur secara absolute dan relative
terhadap berat tubuh total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi ditentukan
oleh jenis kelamin dan umur. Lemak bawah kulit pria 3,1 kg dan wanita 5,1 kg
7)
Rasio lingkar pinggang dan pinggul
Banyaknya
lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolism, termasuk
terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas, disbanding dengan
banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan. Rasio lingkar
pinggang-pinggul untuk perempuan 0,77 dan laki-laki 0,90.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Status
gizi adalah keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah
asupan ( intake ) zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan (requirement) untuk
berbagai fungsi biologis, seperti pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas,
pemeliharaan kesehatan, dan sebagainya.
Penilaian status gizi secara langsung
dapat dibagi menjadi empat penilaian yaitu: antropometri, klinis, biokimia, dan
biofisik. Penilaian status gizi secara tidak langsung
dapat dibagi tiga yaitu: survei konsumsi makanan, statistik vital dan faktor
ekologi.
Indeks
antropometri merupakan rasio dari suatu pengukuran terhadap satu atau lebih
pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur. Beberapa indeks antropometri,
yaitu : Berat badan terhadap umur (BB/U), Tinggi badan terhadap umur (TB/U),
Berat badan terhadap tinggi badan (BB/TB), Lingkar lengan terhadap umur (LLA/U),
Indeks massa tubuh (IMT), Tebal lemak bawah kulit menurut umur, Rasio lingkar
pinggang dan pinggul.
DAFTAR PUSTAKA
.
Supariasa, I Dewa Nyoman, Bachyar
Bakri, dan Ibnu Fajar. 2001. Penilaian Status Gizi. Jakarta : EGC
http://environmentalsanitation.wordpress.com/category/menentukan-status-gizi/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar