Sabtu, 15 September 2012

MASALAH POLUSI UDARA DAN HUJAN ASAM


1.1  Latar Belakang Masalah
Masalah polusi udara merupakan masalah yang sangat serius sekali di negeri ini dan merupakan masalah yang rumit untuk dipecahkan. Bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja, tapi juga merupakan tanggung jawab kita semua, yang sadar akan bahaya polusi untuk ikut mengkampanyekan budaya mencintai “udara bersih dan sehat”.
Kata polusi yang membuat kuping kita gerah mendengarnya, imagenya adalah asap yang berasal dari kendaraan bermotor yang sangat mengganggu hidup kita sehari-hari. Dari mulai jalan raya sampai perumahan, pencemaran polusi sekarang ini merupakan santapan kita sehari-hari. Apalagi di terminal bis. Asap hitam yang tebal yang berasal dari knalpot sangat mengganggu pernafasan dan merusak kesehatan.
Di Indonesia, kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan.. Berdasarkan dari sebuah survey, Indonesia khususnya Jakarta, termasuk urutan ke 2 di dunia setelah Bangkok yang paling tinggi tingkat polusinya.
Mobil dan kendaraan bermotor lain melepaskan berbagai macam polutan (penghasil polusi) udara seperti karbon monoksida, nitrogen dioksida, partikel sangat halus dan senyawa organik mudah menguap. yang dapat mempunyai efek negatif terhadap tidak hanya lingkungan kita tetapi juga terhadap kesehatan manusia. Orang yang tinggal dekat dengan jalan raya/jalan besar (sumber utama polusi lalu lintas) diklaim mempunyai umur lebih pendek dibandingkan dengan orang yang tinggal jauh dari jalan raya/jalan besar.
Emisi kendaraan bermotor mengandung berbagai senyawa kimia. Komposisi dari kandungan senyawa kimianya tergantung dari kondisi mengemudi, jenis mesin, alat pengendali emisi bahan bakar, suhu operasi dan faktor lain yang semuanya ini membuat pola emisi menjadi rumit. Jenis bahan bakar pencemar yang dikeluarkan oleh mesin dengan bahan bakar bensin maupun bahan bakar solar sebenarnya sama saja, hanya berbeda proporsinya karena perbedaan cara operasi mesin. Secara visual selalu terlihat asap dari knalpot kendaraan bermotor dengan bahan bakar solar, yang umumnya tidak terlihat pada kendaraan bermotor dengan bahan bakar bensin. Walaupun gas buang kendaraan bermotor terutama terdiri dari senyawa yang tidak berbahaya seperti nitrogen, karbon dioksida dan upa air, tetapi didalamnya terkandung juga senyawa lain dengan jumlah yang cukup besar yang dapat membahayakan gas buang membahayakan kesehatan maupun lingkungan.

1.2  Tujuan Penulisan
a)      Untuk mengetahui apa itu polusi udara.
b)      Untuk mengetahui dampak polusi udara bagi kesehatan.
c)      Untuk mengetahui peran perawat dalam hal ini.

1.3  Rumusan Masalah
a)      Apa yang dimaksud dengan polusi udara?
b)      Bagaimana dampak polusi udara bagi kesehatan manusia?
c)      Apa saja peran perawat dalam menanggulangi polusi udara?
1.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang di gunakan oleh penulis dalam penulisan mekalah ini adalah metode narasi dengan memaparkan tentang pemenuhan kebutuhan oksigenasi.

 
2.1  Pengertian Polusi Udara
PP No 41 tahun 1999 menyebutkan, “Setiap usaha dan atau kegiatan yang mengeluarkan bahan pencemar ke udara yang menyebabkan udara tidak berfungsi sebagaimana mestinya, merupakan sumber pencemaran”.
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
Secara umum definisi udara tercemar adalah perbedaan komposisi udara aktual dengan kondisi udara normal dimana komposisi udara aktual tidak mendukung kehidupan manusia. Bahan atau zat pencemaran udara sendiri dapat berbentuk gas dan partikel. Banyak faktor yang dapat menyebabkan pencemaran udara, diantaranya pencemaran yang ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia atau kombinasi keduanya. Pencemaran udara dapat mengakibatkan dampak pencemaran udara bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global atau tidak langsung dalam kurun waktu lama.
Defisiensi oksigen dalam tubuh dapat menyebabkan seseorang sakit kepala pusing. Udara yang tercemar gas karbon monoksida (CO) jika dihirup seseorang akan menimbulkan keracunan, jika orang tersebut terlambat ditolonat mengakatkan kematian. Kandungan karbon monoksida yang mencapai 0.1.% di udara dapat mengakibatkan kematian.
Penipisan lapisan ozon dapat menyebabkan terjadinya kanker kulit (terutama untuk orang yang berkulit putih) dan kerusakan mata (katarak). Limbah rumah tangga yang dibuang ke sungai dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, diantaranya ialah penyakit kulit, kolera, dan disentri. Ketika menghirup udara yang tercemar timah, maka timah dapat terabsorpsi kedalam darah dan terakumulasi di dalam hati, ginjal, dan tulang yang akan mengganggu proses metabolisme tubuh, bahkan dapat menimbulkan kematian.
 Konsentrasi merkuri tertinggi terdapat di ginjal, hati, dan otak, sehingga dapat menyebabkan manusia mengalami kehilangan sensasi, menjadi buta yang berasal dari ikan yang dikonsumsi dari teluk Minamata di Jepang, bahkan dapat menyebabkan cacat janin pada ibu hamil yang mengkonsumsi ikan tersebut. Kadmium yang masuk ke tubuh manusia melalui udara (pernafasan) menyebabkan kerusakan ginjal dan meningkatnya tekanan darah (hipertensi).

2.2 Sumber Polusi Udara

Pencemar udara dibedakan menjadi dua yaitu, pencemar primer dan pencemar sekunder. Pencemar primer adalah substansi pencemar yang ditimbulkan langsung dari sumber pencemaran udara. [Karbon monoksida]adalah sebuah contoh dari pencemar udara primer karena ia merupakan hasil dari pembakaran. Pencemar sekunder adalah substansi pencemar yang terbentuk dari reaksi pencemar-pencemar primer di atmosfer. Pembentukan ozon dalam [smog fotokimia] adalah sebuah contoh dari pencemaran udara sekunder.
Belakangan ini pertumbuhan keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global yg mempengaruhi;
Kegiatan manusia
  • Transportasi
  • Industri
  • Pembangkit listrik
  • Pembakaran (perapian, kompor, furnace,[insinerator]dengan berbagai jenis bahan bakar
  • Gas buang pabrik yang menghasilkan gas berbahaya seperti (CFC)
Sumber alami
  • Gunung berapi
  • Kebakaran hutan
  • Nitrifikasi dan denitrifikasi biologi
Sumber-sumber lain
  • Transportasi amonia
  • Kebocoran tangki klor
  • Timbulan gas metana dari lahan uruk /tempat pembuangan akhir sampah
  • Uap pelarut organik
2.3 Polutan yang berpengaruh terhadap kesehatan
Polusi udara yang menyebabkan gangguan kesehatan pada manusia dan lingkungan adalah:
1)      Gas Karbon monoksida (CO)
Gas karbon monoksida (CO) di atmosfer dalam keadaan normal konsentrasinya sangat sedikit sekitar 0,1 ppm. Di daerah perkotaan dengan aktifitas penggunaan kendaraan bermotor dan industri yang padat, konsentrasi gas CO dapat mencapai 10 – 15ppm. Gas CO di dalam paru-paru bereaksi dengan hemoglobin pada sel darah merah yang dapat menghalangi pengangkutan oksigen ke seluruh bagian tubuh.
Tabel: Konsentrasi gas CO di udara dan pengaruhnya pada tubuh manusia bila kontak terjadi pada waktu cukup lama
Konsentrasi gas CO di udara (ppm)
Konsentrasi COHb dalam darah (%)
Gangguan pada tubuh
3
0,98
Tidak ada
5
1,30
Belum begitu terasa
10
2,10
Gangguan sistem saraf sentral
20
3,70
Gangguan panca indera
40
6,90
Gangguan fungsi jantung
60
10,10
Sakit kepala
80
13,30
Sulit bernafas
100
16,50
Pingsan hingga kematian
(Ernawati dkk. 2008)
Dampak yang ditimbulkan adalah :
a.       Pusing/sakit kepala
b.      Rasa mual
c.       Pingsan (ketidak sadaran)
d.      Kerusakan jaringan otak
e.       Sesak nafas
f.       Kematian
g.      Gangguan pada kulit
h.      Gangguan penglihatan (efek jangka panjang)
i.        Gas sulfur oksida (SO), nitrogen oksida (NO) dan ozon (O3)
Dampak negatif adanya penigkatan konsentrasi gas SO, NO dan O3 adalah :
a.       Iritasi mata
b.      Radang saluran pernafasan
c.       Gangguan pernafasan kronis (bronkitis, emfisema dan asma)
d.      Gangguan pada tumbuhan hingga kematian tumbuhan

2)      Materi partikulat
Materi partikulat adalah partikel-partikel yang berukuran kecil seperti serbuk batu bara, serbuk kayu, serbuk batu, serbuk pasir, serbuk kapas, serbuk kwarsa, serbuk asbes. Materi partikulat banyak terdapat di daerah industri, pertambangan, daerah perkotaan yang padat penduduk dan daerah konstruksi (pembangunan gedung).
Dampak yang ditimbulkan adalah penyakit paru mulai dari peradangan hungga kangker paru-paru.
Materi partikulat yang lain adalah timbal (Pb) yang bersifat toksit (racun). Timbal yang masuk ke dalam tubuh dan sudah terakumulasi dalam kosentrasi tertentu dapat menyebabkan :
a.       menyerang berbagai sistem tubuh seperti sistem pencernaan dan sistem syaraf.
b.      Radang paru-paru sampai kanker paru-paru
c.       Gangguan jantung
d.      Gangguan ginjal
e.       Keterbelakangan mental pada anak-anak
f.       Gangguan kesehatan pada hewan

3)      Asap rokok
Rokok terbuat dari tembakau mengandung Nikotin dan TAR. Nikotin adalah zat adiktif yang menimbulkan ketergantungan / kecanduan. Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatic Undang-undang pengendalian rokok mensyaratkan kandungan Nikotin tidak boleh dari 1,5 mg dan kandungan tar tidak boleh lebih dari 50 mg. Tar bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker)
Asap rokok mengandung berbagai zat berbahaya yaitu :
·         formaldehide, benzo-α-pyrene, (bagian dari tar)
·         nikotin,
·         gas CO.
Dampak yang ditimbulkan adalah :
a.       Gangguan pernafasan
b.      Penyakit jantung
c.       Flek di paru-paru
d.      Kanker paru-paru

4)      Zat-zat penyebab kanker
Zat-zat penyebab kanker banyak ditemukan dalam ruangan atau jenis polutan udara dalam ruangan (indoor air pollutants).
Polutan udara dalam ruangan antara lain:
a.       Kloroform
b.      para-diklorobenzena
c.       tetrakloroetilen
d.      trikloroetan
e.       radioaktif (Radon (Ra))
Jika konsentrasinya berlebih bisa menyebabkab kanker.
5)      Suara
Polusi suara terjadi jika amplitudo suara melebihi ambang batas yaitu 50 dB. Kekuatan suara yang lebih dari 50 dB sudah mulai bising hingga memekakkan telinga yang dapat menimbulkan :
a.       Gangguan organ pendengaran
b.      Kerusakan organ pendengaran
c.       Tuli
d.      Gangguan jantung
e.       Sakit kepala
f.       Stress secara psikologis

6)      Asbut (asap kabut)
Asap kabut atau disingkat asbut (smog adalah singkatan dari smoke (asap) dan fog (kabut)). Istilah ini muncul sekitar awal abad 20, ketika itu asap dan kabut tebal menyelimuti kota London dampak dari revolusi industri besar-besaran di kota tersebut.
Berdasarkan jenis polutan penyebabnya:
a.       Asbut industry

Plolutan penyebab asbut industri adalah sulfur oksida (SO) dan materi partikulat yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil oleh industri. Materi partikulat yang terkandung dalam asbut industri menyebabkan warnanya menjadi keabu-abuan.


b.      Asbut fotokimia

Polutan utama penyebab asbut foto kimia adalah senyawa gas nitrogen oksida (NO) yang berasal dari asap kendaraan bermotor dan senyawa hidrokarbon yang berasal dari berbagai sumber. Gas nitrogen oksida dan hidrokarbon diudara mengalami reaksi fotokimia membentuk ozon (O3). Ozon diudara juga dapat bereaksi dengan polutan udara lainnya membentuk senyawa-senyawa jenis polutan sekunder yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Nitrogen oksida diudara menyebabkan asbut fotokimia berwarna kecoklatan.
Asap kabut/ asbut dapat mengganggu penglihatan dan pernafasan.
2.4 Mekanisme terjadinya gangguan kesehatan akibat polusi udara secara umum
Berikut ini beberapa mekanisme biologis bagaimana polutan udara mencetuskan gejala penyakit:
1.      Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat PM atau ozon.
2.      Terbentuknya radikal bebas/stres oksidatif, misalnya PAH(polyaromatic hydrocarbons).
3.      Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraselular seperti enzim-enzim yang bekerja dalam tubuh.
4.      Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan gangguan system imunitas tubuh, misalnya golongan glukan dan endotoksin.
5.      Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja jantung dan saluran napas.
6.      Efek adjuvant (tidak secara langsung mengaktifkan sistem imun) terhadap sistem imunitas tubuh, misalnya logam golongan transisi dan DEP/diesel exhaust particulate.
7.      Efek procoagulant yang dapat menggangu sirkulasi darah dan memudahkan penyebaran polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine PM.
8.      Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal (misal: dengan menekan fungsi alveolar makrofag pada paru).
2.5 Dampak Polusi Bagi Manusia
a. Dampak kesehatan.
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan menyebar ke seluruh tubuh. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya. Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan karsinogenik. memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja efektif, dan ISPA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015

b .Dampak terhadap tanaman

Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis

c. Hujan asam

pH normal air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:
  • Mempengaruhi kualitas air permukaan
  • Merusak tanaman
  • Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan
  • Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan

d. Efek rumah kaca

Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan menimbulkan fenomena pemanasan global.
Dampak dari pemanasan global adalah:
  • Pencairan es di kutub
  • Perubahan iklim regional dan global
  • Perubahan siklus hidup flora dan fauna

e. Kerusakan lapisan ozon

Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
Kerusakan lapisan ozon menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit pada tanaman.
Pengaruh polusi udara terhadap kesehatan
a) Pajanan jangka pendek
  1. Berkurangnya aktivitas harian akibat sakit
  2. Jumlah absensi (pekerjaan ataupun sekolah)
  3. Meningkatkan resiko atau memperberat gejala asma dan alergi
  4. Gejala akut (batuk, sesak, infeksi saluran pernapasan)
  5. Perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan rutin dokter, akibat penyakit yang terkait dengan respirasi (pernapasan) dan kardiovaskular.
  6. Perubahan fisiologis (seperti fungsi paru dan tekanan darah)
b) Pajanan jangka panjang
  1. Kematian akibat penyakit respirasi/pernapasan dan kardiovaskular
  2. Meningkatnya Insiden dan prevalensi penyakit paru kronik (asma, penyakit paru osbtruktif kronis)
  3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin
  4. Kanker

Dampak Kesehatan Lainnya

1.      Mengurangi Efektivitas kerja obat inhaler

  • Polusi udara, yang bisa membuat saluran napas penderita asma meradang dan membengkak, ternyata juga bisa mengurangi efektivitas kerja obat inhaler (obat semprot). Padahal, obat inhaler sangat penting karena lebih efektif dan efeknya lebih cepat dalam mengendalikan asma. Dalam laporan yang dimuat dalam jurnal kesehatan Chest, Dr Fernando Holguin dari university of Pittsburgh, Pennsylvania, AS, menemukan, polusi udara dengan level polutan, seperti ozone dan nitrogen dioksida yang tinggi, akan membuat inhaler bekerja kurang efektif.
  • Holguin dan timnya melakukan penelitian terhadap 85 anak penderita asma berusia 7-12 tahun untuk mengetahui dampak polusi udara terhadap daya kerja inhaler. Seluruh responden tinggal di Mexico City, yang memiliki tingkat polusi udara tinggi. 53 anak dalam studi ini memiliki asma yang ringan, 20 anak asma yang persisten dan 12 menderita asma persisten skala menengah.  Hasil studi ini semakin menjelaskan mengapa gejala asma cenderung terkait dengan kadar polusi udara yang tinggi. Meski demikian Holguin mengatakan masih diperlukan penelitian dalam skala yang lebih besar untuk menguatkan studi ini.  Selain kualitas udara yang buruk, faktor lingkungan yang menyebabkan asma antara lain adalah tungau debu rumah. Pada orang yang sensitif, kotoran tungau ini akan menyebabkan asma atau memicu alergi lain.
2.      Pencemaran Udara Ganggu Perkembangan janin
  • Hasil studi di AS yang dipublikasikan dalam Jurnal Epidemiologi dan Kesehatan Komunitas sebagaimana dikutip situs BBC menyebutkan, tingginya paparan polusi dari asap kendaraan bermotor pada ibu pada awal dan akhir kehamilan bisa menyebabkan janin tidak tumbuh baik sehingga bayi lahir dengan berat badan rendah.
  • Studi itu melibatkan 336.000 bayi baru lahir sebagai subyek penelitian di New Jersey tahun 1999-2003. Para peneliti dari University of Medicine and Dentistry di New Jersey memakai informasi akta kelahiran dan data rumah sakit. Mereka merekam data para ibu hamil, termasuk etnik, status pernikahan, pendidikan, perokok atau bukan, dan tempat tinggal saat bayi lahir.
  • Para ilmuwan juga mengambil data Badan Perlindungan Lingkungan AS tentang polusi udara dari titik pemantauan dengan radius 10 km di seluruh penjuru New Jersey. Data itu untuk memantau paparan polusi udara terhadap para ibu pada trimester pertama kehamilan, dari rumah ke tempat kerja.
  • Hasil studi itu menunjukkan, dibandingkan dengan ibu yang memiliki bayi berbobot tubuh lahir normal, para ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah dan sangat rendah ternyata berusia lebih muda, tingkat pendidikan rendah, etnik Afrika-Amerika, perokok, miskin, dan orang tua tunggal.
  • Ada dua jenis polusi kendaraan bermotor yang berdampak pada pertumbuhan janin, yaitu partikel hitam dan nitrogen dioksida. Dua jenis polusi itu bisa masuk paru-paru dan mengganggu fungsi organ itu.
3.      Pencemaran Udara Perberat Gangguan Pembuluh Darah dan Diabetes
  • Sebuah penelitian terbaru menunjukkan hubungan kuat antara risiko terserang diabetes dan paparan asap knalpot, asap industri, dan jenis-jenis polusi udara partikulat halus. Masyarakat yang tinggal di daerah dengan tingkat kualitas udara di bawah batas keselamatan Badan Perlindungan Lingkungan memiliki prevalensi diabetes lebih dari 20 persen lebih tinggi dari orang yang terkena polusi udara lebih sedikit.
  • Brownstein dan rekan menghitung data gabungan Badan Lingkungkan Amerika terhadap partikulat udara halus hasil polusi udara. Kemudian menghubungkannya dengan data dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention) dan badan sensus Amerika tentang banyaknya orang yang menderita diabetes selama tahun 2004 dan 2005. Analisis tersebut menunjukkan hubungan yang kuat dan konsisten antara tingkat diabetes dan tingkat polusi udara. Walaupun temuan ini tidak membuktikan kaitan langsung polusi udara dengan epidemi diabetes, tetapi cukup menggambarkan peran faktor lingkungan lain dalam meningkatkan risiko diabetes selain fenomena lain yang sekarang sedang marak di dunia Barat, yakni obesitas. Bahkan, dalam penelitian pada hewan sebelumnya, peradangan kronis telah terbukti dapat meningkatkan resistensi insulin, yang mengarah ke diabetes. Bahan kimia dalam polusi udara telah dihubungkan dengan peradangan ini. “Untuk itu, kesimpulan kami tentang hubungan ini mungkin lebih kuat terjadi pada orang gemuk. Sebab, banyak bahan kimia terakumulasi dalam lemak,” tambah Brownstein
  • Paparan polusi udara adalah faktor risiko penyakit kardiovaskuler,” kata John Brownstein, PhD, dari Children’s Hospital Boston dan Harvard Medical School. “Ini hanyalah satu bagian dari bukti bahwa dampak polusi kesehatan sungguh serius.”
2.6 Program Pemerintah Untuk Mengurangi Polusi
Pemerintah dalam upaya meningkatkan kualitas udara sejak tahun 1992 telah melaksanakan Program Langit Biru sebagai upaya untuk mengendalikan pencemaran udara dari sumber bergerak (transportasi) dan tidak bergerak (industri). Pengurangan pencemaran timbal dari kendaraan bermotor terus diupayakan dan untuk wilayah DKI Jakarta pemasokan bensin tanpa timbal diberlakukan pada 1 Juli 2001 sedangkan untuk wilayah lainnya pada tahun 2003. Dalam upaya pengendalian pencemaran udara dari sumber tidak bergerak telah dilakukan pemantauan terhadap persyaratan teknis alat pengendalian pencemaran udara bagi industri, pengukuran mutu emisi cerobong industri dan pemantauan kualitas udara ambien di 10 kota besar. Selain itu juga memberi masukan teknis untuk rancangan baku mutu emisi untuk industri baru (minyak dan gas, pabrik pupuk fosfat, urea, amonium sulfat, asam fosfat serta majemuk-NPK), dan memberi masukan teknis untuk rancangan peraturan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
Dalam kaitan dengan emisi gas rumah kaca, terdapat dokumen strategi Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Gas Rumah Kaca terhadap lingkungan di Indonesia dan saat ini sedang dilakukan studi strategi nasional Clean Development Mechanism (CDM) serta alternatif-alternatif penggunaan bahan bakar selain fosil. Khusus deposisi asam telah dilakukan persiapan Jaringan Kerjasama Pemantauan Deposisi Asam Asia Timur (EANET=East Asia Network on Acid Deposition Monitoring). Untuk mengganti bahan perusak lapisan ozon (BPO) telah dimanfaatkan dana hibah dari Multilateral Fund (MF), dan terus dilakukan pengawasan penggunaan CFC tanpa izin. Sebagai bagian dari penerapan pembangunan berkelanjutan, Agenda 21 sektoral untuk bidang pertambangan, energi, permukiman dan pariwisata di tingkat nasional telah diluncurkan dan pada saat ini dalam proses sosialisasi. Beberapa daerah telah memiliki Agenda 21 lokal dan pemerintah terus melakukan bimbingan teknis penyusunan Agenda 21 ini.
2.7 Peran Perawat
Perawat dapat melaksanakan perannya dengan memberikan health education untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengurangi dampak polusi dengan cara:
a.       Memberikan informasi secara intensif tentang dampak polusi udara gas buang kendaraan bermotor pada keesehatan dan lingkungan, serta bagaimana cara mengatasinya. Dengan mengetahui dampak polusi udara tersebut diharapkan tumbuh kesadaran masyarakat untuk melakukan upaya mengatasinya.

b.      Melakukan pendidikan pelatihan pada orang-orang yang potensial menjadi penyebab meningkatnya udara oleh gas buang kendaraan bermotor. Orang-orang yang potensial antara lain : 1) Pengemudi 2) Pemilik kendaraan bermotor 3) mekanik/teknisi yang melakukan perawatan.

Cara mengemudi kendaraan mempengaruhi efisiensi kerja mesin dan pemakaian bahan bakar. Cara mengemudi yang menyebabkan pemakaian bahan bakar menjadi boros sehingga polusi tinggi antara lain : Pengemudi memainkan pedal gas saat kendaraan berhenti di lampu pengatur lalu lintas, kaki selalu menempel pada pedal kopling sehingga kopling menjadi sedikit slip, pemilihan tingkat transmisi yang tidak tepat.

c.       Peran serta masyarakat dalam mengurangi polusi pada udara sangat di perlukan. Gerakan penghijauan seyogianya terus ditingkatkan, terutama dimulai dari tempat tinggal masing-masing. Sangat dianjurkan menggunakan pohon yang berdaun lebar atau yang berpotensi mengurangi polusi udara. Misalnya setiap keluarga, terutama di kota, menanam sebuah bibit pohon angsana. Niscaya lima tahun ke depan, telah tercipta lingkungan yang asri dan terhindar dari polusi udara. Demikian pula taman-taman kota perlu digalakkan dan disarankan jika ingin bepergian jarak dekat, gunakanlah sepeda untuk mengimbangi polusi udara.

Selain itu, peran masyarakat untuk mengatur dirinya sendiri juga sangat diperlukan. Harapannya, peran aktif pemerintah dan masyarakat pada akhirnya bisa mengubah perilaku manusia dalam memahami akan arti penting udara bersih, dengan mempraktikkan penggunaan energi yang tidak memberi dampak pencemaran udara. Sehingga kelak udara bersih tak lagi tersisih ke pegunungan dan desa-desa, tetapi juga tetap tersedia di kota-kota besar.

3.1              Kesimpulan
         Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global.
       Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA (infeksi saluran pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.
       Perawat dapat melaksanakan perannya dengan memberikan health education untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengurangi dampak polusi dengan cara Memberikan informasi secara intensif tentang dampak polusi udara gas buang kendaraan bermotor pada keesehatan dan lingkungan, serta bagaimana cara mengatasinya.
3.2                Saran
Diharapkan antara pemerintah dan masyarakat saling bahu membahu untuk menciptakan udara bersih dan bebas polusi. 

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah. Pengendalian Pencemaran Udara, Jakarta, 21 – 09 – 2006
Potter, P.A & Perry, A.G.(2005). Fundamental Of Nursing: Concepts, Process, and Practice. Eds 4. Jakarta: EGC
Sudrajad, Agung., 2006 Pencemaran Udara, Suatu Pendahuluan diakses pada tanggal  10 Desember 2011 dari: http//kamase_ugm@yahoo.co.id




 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar